MAKALAH
BAHASA INDONESIA
DI SUSUN OLEH
v
CHARLES
|
UNIVERSITAS PAMULANG
FAKULTAS TEKNIK KIMIA
2015 - 2016
|
Kata
Pengantar
Puji
syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan kami hidayah dan taufiknya,
sehingga dengan rahmatnya kami dapat menulis dan menyelesaikan makalah ini.
Selain itu kami ucapkan salam kepada junjungan nabi Muhammad SAW, beserta
keluarga, para sahabat, dan seluruh kaum muslimin.
Makalah
ini kami susun sebagai tugas dalam mata kuliah Bahasa Indonesia. Makalah ini
berisi pembahasan mengenai ejaan dan diksi. Pada pembahasan di dalamnya,
terdapat juga pembahasan mengenai pengertian dan kaidah-kaidah penggunaan suatu
ejaan yang benar dan penggunaan diksi yang tepat.
Kami
sadar Makalah ini masih memiliki banyak kekurangan, sehingga perlulah bagi kami
mendapatkan kritik dan saran yang bersifat konstruktif, serta penilaian yang
cukup berharga bagi hasil Makalah kami.
Demikian beberapa
kata pengantar yang dapat kami sampaikan.
Tangerang,
28Mei 2016
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa adalah kunci pokok bagi kehidupan manusia di atas dunia ini, karena
dengan bahasa orang bisa berinteraksi dengan sesamanya dan bahasa merupakan
sumber daya bagi kehidupan bermasyarakat.
Adapun bahasa dapat digunakan apabila saling memahami atau saling mengerti
erat hubungannya dengan penggunaan sumber daya bahasa yang kita miliki. Kita
dapat memahami maksud dan tujuan orang lain berbahasa/berbicara apabila kita
mendengarkan dengan baik apa yang diakatakan. Untuk itu keseragaman berbahasa
sangatlah penting, supaya komunikasi berjalan lancar.
Maka daripada itu bangsa Indonesia pada tahun 1945 menetapkan bahasa
Indonesia sebagai bahasa negara yang dituangkan dalam Undang-Undang Dasar 1945,
dan sampai sekarang pemakaian bahasa Indonesia makin meluas dan menyangkut
berbagai bidang kehidupan.
Kita sebagai generasi muda, marilah kita pelihara bahasa Indonesia ini,
memgingat akan arti pentingya bahasa untuk mengarungi kehidupan masa
globalisasi, yang menuntuk akan kecerdasan berbahasa, berbicara, keterampilan
menggunakan bahasa dan memegang teguh bahasa Indonesia, demi memajukan bangsa
ini, supaya bangasa kita tidak dipandang sebelah mata oleh bangsa lain. Maka
dari itu disini penulis akan mencoba menguraikan tentang “Diksi dan Ejaan”
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian diksi dan ejaan ?
2. Apa Tujuan diksi dan ejaan ?
3. Apa saja jenis-jenis diksi dan ejaan
?
1.3 Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah
Bahasa Indonesia.
2. Untuk menambah wawasan penulis serta
pembaca tentang diksi dan ejaan.
3. Untuk memahami cara-cara pengunaan
kata yang baik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Diksi
Dalam
arti aslinya dan pertama, merujuk pada pemilihan kata dan gaya ekspresi oleh
penulis atau pembicara.
Arti
kedua, arti “diksi” yang lebih umum digambarkan dengan seni berbicara jelas
sehingga setiap kata dapat didengar dan dipahami kerumitan dan arti kata
tersebut.
Diksi
memiliki beberapa bagian; pendaftaran kata formal atau informal dalam konteks
sosial adalah yang utama. Analisis diksi secara literal menemukan
bagaimana satu kalimat menghasilkan intonasi dan karakterisasi, contohnya penggunaan
kata-kata yang berhubungan dengan gerakan fisik menggambarkan karakter aktif,
sementara penggunaan kata-kata yang berhubungan dengan pikiran menggambarkan
karakter yang introspektif.Diksi juga memiliki dampak terhadap pemilihan kata
dan sintaks.
2.2 Syarat Ketepatan Kata
1. Membedakan makna denotasi dan
konotasi dengan cermat.
2. Membedakan secara cermat makna kata
yang hampir bersinonim, misalnya: adalah, ialah, yaitu, merupakan, dalam
pemakaiannya berbeda-beda.
3. Membedakan makna kata secara cermat
kata yang mirip ejaanya, misalnya: infrensi (kesimpulan) dan iterefrensi
(saling mempengaruhi).
4. Tidak menafsirkan makna kata secara
subjektif berdasarkan pendapat sendiri.
5. Menggunakan imbuhan asing. (jika
diperlukan)
6. Menggunakan kata-kata idiomatik
berdasarkan susunan (pasangan) yang benar.
7. Menggunakan kata umum dan kata
khusus secara cermat.
8. Menggunakan kata yang berubah makna
dengan cermat.
2.3
Klasifikasi Kata Berdasarkan Diksi
1. Denotatif
dan Konotatif
Makna denotatif adalah makna dalam alam wajar
secara eksplisit. Makna wajar ini adalah makna yang sesuai dengan apa adanya.
Denotatif adalah suatu pengertian yang dikandung sebuah kata secara
objektif.Sering juga makna denotatif disebut makna konseptual.
Kata
makan, misalnya, bermakna memasukkan sesuatu kedalam mulut, dikunyah, dan
ditelan.Makna kata makan seperti ini adalah makna denotatif. Makna denotatif
disebut juga dengan istilah; makna denatasional, makna kognitif, makna
konseptual, makna ideasional, makna referensial, atau makna proposional.
Disebut
makna denotasional, konseptual, referensial dan ideasional, karena makna itu
mengacu pada referensi, konsep atau ide tertentu dari suatu referensi.Disebut
makna kognitif karena makna itu berhubungan dengan kesadaran, pengetahuan dan
menyangkut rasio manusia.
Makna
konotatif adalah makna asosiatif, makna yang timbul sebagai akibat
dari sikap sosial, sikap pribadi, dan kriteria tambahan yang dikenakan pada
sebuah makna konseptual.Kata makan dalam makna konotatif dapat berarti untung
atau pukul.Makna konotatif atau sering disebut juga makna kiasan, makna
konotasional, makna emotif, atau makna evaluatif. Kata-kta yang bermakna
konotatif atau kiasan biasanya dipakai pada pembicaraaan atau karangan
nonilmiah, seperti: berbalas pantun, peribahasa, lawakan, drama, prosa, puisi,
dan lain-lain. Karangan nonilmiah sangat mementingan nilai-nilai estetika.Nilai
estetika dibangun oleh bahasa figuratif dengan menggunakan kata-kata konotatif
agar penyampaian pesan atau amanat itu terasa indah.
Makna
konotatif berbeda dari zaman ke zaman.Ia tidak tetap. Kata kamar kecil mengacu
kepada kamar yang kecil (denotatif), tetapi kamar kecil berarti juga jamban
(konotatif).Dalam hal ini, kita kadang-kadang lupa apakah suatu makna kata itu
adalah makna denotatif atau konotaif.
Kata
rumah monyet mengandung makna konotatif. Akan tetapi, makna konotatif itu tidak
dapat diganti dengan kata lain, sebab nama lain untuk kata itu tidak ada yang
yang tepat. Begitu juga dengan istilah rumah asap.
Makna
konotatif dan makna denotatif berhubungan erat dengan kebutuhan pemakaian
bahasa.Makan denotatif ialah arti harfiah suatu kata tanpa ada satu makna yang
menyertainya, sedangkan makna konotatif adalah makna kata yang mempunyai tautan
pikiran, perasaan, dan lain-lain yang menimbulkan nilai rasa tertentu. Dengan
kata lain, makna denotatif adalah makna yang bersifat umum, sedankan makna
konotatif lebih bersifat pribadi dan khusus.
Contoh:
Ø Diaadalahwanita cantik (denotatif)
Ø Dia adalah wanita manis (konotatif)
Kata
cantik lebih umum dari pada kata manis. Kata cantik akan memberikan gambaran
umum tentang seorang wanita. Akan tetapi, dalam kata manis terkandung suatu
maksud yang lebih bersifat memukau perasaan kita.
Nilai
kata-kata itu dapat bersifat baik dan dapat pula besifat jelek.Kata-kata yang
berkonotasi jelek dapat kita sebutkan seperti kata tolol (lebih jelek dari pada
bodoh), mampus (lebih jelek dari pada mati), dan gubuk (lebih jelek dari pada
rumah). Di pihak lain, kata-kata itu dapat pula mengandung arti kiasan yang
terjadi dari makna denotatif referen lain. Makna yang dikenakan kepada kata itu
dengan sendirinya akan ganda sehingga kontekslah yang lebih banyak berperan
dalam hal ini.
Contohlain:
Ø Sejak dua tahun yang lalu ia membanting tulang
untuk memperoleh kepercayaaan masyarakat.
Kata
membanting tulang (makna denotatif adalah pekerjaan membanting sebuah tulang)
mengandung makna “berkerja keras” yang merupakan sebuah kata kiasan.Kata
membanting tulang dapat kita masukan ke dalam golongan kata yang bermakna
konotatif.
Kata-kata
yang dipakai secara kiasan pada suatu kesempatan penyampaian seperti ini
disebut idiom atau ungkapan.Semua bentuk idiom atau ungkapan tergolong dalam
kata yang bermakna konotatif.
Kata-kataidiomatauungkapanadalahsebagaiberikut:Keraskepala,
Panjangtangan,Sakithati,dansebagainya.
2.Sinonim
Sinonim adalah dua kata atau lebih yang
pada asasnya mempunyai makna yang sama, tetapi bentuknya berlainan. Kesinoniman
kata tidaklah mutlak, hanya ada kesamaan atau kemiripan.
Sinonim
ini dipergunakan untuk mengalihkan pemakaian kata pada tempat tertentu sehingga
kalimat itu tidak membosankan. Dalam pemakaianya bentuk-bentuk kata yang
bersinonim akan menghidupkan bahasa seseorang dan mengonkritkan bahasa
seseorang sehingga kejelasan komunikasi (lewat bahasa itu) akan terwujud. Dalam
hal ini pemakai bahasa dapat memilih bentuk kata mana yang paling tepat untuk
dipergunakannya sesuai dengan kebutuhan dan situasi yang dihadapinya.
Contoh:
Ø agung,besar,raya. mati, mangkat,wafat,meninggal.
Cahaya,sinar.ilmu,pengetahuan. penelitian,penyelidikan.
3.Antonim
Antonim adalah suatu kata yang artinya
berlawanan satu sama lain. Antonim disebut juga dengan lawan kata.
Contoh:
Ø keras,lembek. naik,turun. kaya,miskin.
surga,neraka. laki-laki,perempuan. atas,bawah.
4.Homonim
Homonim adalah suatu kata yang memiliki
makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya sama.
Contoh:
Ø Bu Andi bisamembuat program perangkatlunakkomputerdenganberbagaibahasapemrograman(bisa=mampu).
Ø Bisa ular itu ditampung ke dalam
bejana untuk diteliti (bisa = racun).
5.Homofon
Homofon adalah suatu kata yang memiliki
makna yang berbeda, lafal yang sama, dan ejaannya berbeda.
Contoh:
Ø Guciituadalahpeninggalan masa kerajaankutai(masa
= waktu).
Ø Kasustabrakan yang menghebohkan itu dimuatdimediamassa(massa
=masyarakatumum).
6.Homograf
Homograf adalah suatu kata yang memiliki
makna yang berbeda, lafal yang beda, dan ejaannya sama.
Contoh:
Ø Bapakdiaseorangpejabatteraspemerintahanyangmenjaditersangkakorupsi(teras=pejabattinggi).
Ø Kamitidur di teraskarenakuncirumahdibawaolehAndi(teras=bagian
rumah).
7.Polisemi
Polisemi adalah suatu kata yang memiliki
banyak pengertian.
Contoh:Kepaladesa,
Kepalasurat
8.Hiponim
Hiponim adalah kata-kata yang terwakili
artinya oleh kata hipernim.
Contohhiponim:
Ø Pocong,kantongwewe,sundelbolong,kuntilanak,pasturbuntung,tuyul,genderuwo,danlain-lain.
Ø Lumba-lumba,tenggiri,hiu,nila,mujair,sepat,dan
lain-lain.
Ø Bolu,nastarnenas,biskuit,bikaambon,serabi,tete,cucur,lapis,bolukukus,danlain-lain.
Fungsi dan yang mempengaruhi Diksi :
a. Hal-hal yang mempengaruhi diksi
berdasar kemampuan pengguna bahasa :
1. Serangkaian kalimat harus jelas dan
efektif sehingga sesuai dengan gagasanutama.
2. Cara dari mengimplementasikan
sesuatu kedalam sebuah situasi.
3. Sejumlah kosakata yang didengar oleh
masyarakat harus benar-benar dikuasai.
b. Fungsidari diksi :
1. Untuk mencegah kesalahpahaman.
2. Untuk mencapaitargetkomunikasiyangefektif.
3. Untuk Melambangkan gagasanyang
diekspresikan secara verbal. Supaya suasanayangtepatbisatercipta.
4. Membentukgayaekspresigagasanyangtepat(sangat
resmi,resmi,tidakresmi)sehinggamenyenangkanpendengarataupembaca.
2.4 Pedoman Diksi
a. Ketepatan
Ketepatandiksiadalah:kesanggupansebuahkatauntukmenimbulkangagasan-gagasanyangtepatpadaimajinasipembaca
atau pendengar,sepertiapayangdipikirkanataudirasakanolehpenulisataupembicara.
1. Mambedakan secara cermat makna
denotasi dan makna konotasi
Jika pengertian dasar yang
dperlukan, penulis atau pembicara harus memilih kata denotasi. Sebaliknya jika
menghendaki reaksi emosional tertentu, penuls atau pembaca harus memilih kata
konotatif.
2. Membedakan kata-kata bersinonim
Contoh:
Habibsuka(menonton,melihat,memandang,mengawasi)
filmDora.
3. Pemakaian kata yang bernilai rasa
Contoh :
Bapaknya (gugur, meninggal, wafat,
tutup usia) pada hari raya Idul Fitri
4. Pemakaian kata / istilah asing
Kata / istilah asing yang boleh
dipakai dengan pertimbangan sebagai berikut:
ü Lebih cocok karena konotasinya,
misalnya:
Kritik=kecaman
ü Lebih singkat jika dibandingkan
dengan terjemahannya, misalnya:
Eksekusi=pelaksanaan hukuman mati
ü Bersifat internasonal, misalnya:
Hidrogen=zat air
5.Pemakaian kata-kata kongkret dan abstrak
Kata kongkret ialah :kata yang
menunjuk kepada objek yang dapat dilihat, didengar, dirasakan, diraba, atau
dibau, misalnya : meja
Kata abstrak ialah : kata yang
menunjukkan kepada sifat, konsep, atau gagasan, misalnya : cantik
6. Pemakaian kata-kata umum dan khusus
Contoh:
umum khusus
melihat memandang
(gunung, sawah, laut)
7. Kata yang dipilih harus tepat benar terutama
kata-kata mirip ejaan atau
pelafalannya
Misalnya : syarat, sarat
BAB III
EJAAN
3.1 Ejaan
A. Pengertian Ejaan
Ejaan
adalah suatu keseluruhan system penulisan bunyi-bunyi bahasa yang meliputi:
a. Perlambangan fonem dengan huruf
(tata bunyi).
b. Ketetapan penulisan
satuan-satuanbentuk kata misalnya kata dasar, kata ulang, kata majemuk dan lain
sebagainya.
c. Ketetapan cara menulis kalimat dan bagian-bagian
dengan menggunakan tanda baca.
Adapun ejaan yang pernah berlaku diIndonesia adalah :
a. Ejaan Van Ophusyen
b. Ejaan Republik / Ejaan Suwandi
c. Ejaan Malindo
d. Ejaan Yang Disempurnakan (EYD)
3.2 Tujuan Ejaan
Tujuan
dari penulisan ini adalah memahami dan mencermati ejaan dalam bahasa tulis.
Apakah tanpa ejaan yang baik tulisan dapat dimengerti dan menteliti sejauh mana
peranan ejaan dalam bahasa tulis.
3.3 Jenis Ejaan
Ejaan Van Ophusyen
ejaan Van Ophusyen disebut juga ejaan balai pustaka.
Masyarakat pengguna bahasa menerapkannya sejak tahun 1901 sampai dengan 1947.
ejaan ini merupakan karyaCh.A. Van Ophusyen, dimuat dalam kitab Logat Melayoe
(1901).
Ciri khusus ejaan Van Ophusyen adalah :
1. huruf /u/ ditulis /oe/
2. koma hamzah /k/ ditulis dengan tanda
/’/ pada akhir kata, misalnya bapa’, ta’
3. jika pada suatu kata berakhiran
huruf /a/ mendapat akhiran /i/ maka diatas akhiran itu diberi tanda trema /”/
4. huruf /e/ yang pelafalannya keras
diberi tanda /’/ di atasnya. Contoh pada kata /emek/ ditulis /ema’/
5. kata ulang diberi angka 2, misalnya:
janda2 (dibaca: janda-janda)
Kata majemuk
ditulis dengan tiga cara :
1. dirangkai menjadi satu, misalnya
/hoeloebalang, apabila/, dsb
2. dengan menggunakan tanda penghubung
misalnya /rumah-sakit/,/anak-negeri/
3. dipisahkan, misalnya /anak negeri/ ,
rumah sakit/
Ejaan Repulik/Ejaan Suwandi
Ejaan Republik dimuat dalam suratkeutusan Menteri P
dan K Mr. Soewandi No. 264/Bhs. A tanggal 19 Maret 1947 oleh sebab itu ejaan
ini disebut Ejaan Suwandi. System ejaan Suwandi merupakan system
ejaan latin untuk Bahasa Indonesia.
Pada dasarnya ejaan ini sama dengan Van Ophusyen,
hanya saja ada beberapa penyederhanaan dan perubahan.
Ciri khusus ejaan Republik / Suwandi dalah sebagai berikut :
1. Huruf /oe/ dalam ejaan Van Ophusyen
berubah menanda /u/
2. Tanda trema pada huruf a dan I
dihilangkan.
3. Koma ain dan koma hamzah
dihilangkan. Koma hamzah ditulis dengan /k/ misalnya kata’ menjadi katak.
4. Huruf /e/ keras dan /e/ lemah
ditulis tidak menggunakan tanda, misalnya ejaan, seekor, dsb.
5. Penulisan kata majemuk dapat
dilakukan dengan tiga cara.Contohnya :
6. ·Tata laksana
·
Tata-laksana
·
Tatalaksana
7. Kata yang berasal dari bahasa asing
yang tidak menggunakan /e/ lemah (pepet) dalam bahasa indoneia ditulis tidak
menggunakan /e/ lemah. Misalnya : /putra/ bukan /putera/, /praktek/ bukan
/peraktek/
Ejaan Malindo
Ejaan Malindo (melayu-indonesia) adalah suatu ejaan dari perumusan ejaan
melayu dan Indonesia. Perumusan ini berangkat dari konggres bahasa Indonesia II
tahun 1954 diMedan, Sumatra Utara. Kemudian pada tahun 1959 dirumuskan Ejaan
Malindo tersebut. Sayangnya, Ejaan Malindo belum sempat diterapkan dalam
kegiatan sehari-hari karena saat itu terjadi konfrontasi antara Indonesia
dengan Malaysia.
Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD )
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) merupakan penyempurnaan dari ejaan-ejaan
sebelumnya. EYD diresmikan pada saat pidato kenegaraan memperingati HUT
Kemerdekaan RI XXVII, 17 Agustus 1972. kemudian dikukuhkan dalam Surat
Keputusan Presiden No. 57 tahun 1972. EYD ini hasil kerja panitia ejaan Bahasa
Indonesia yang dibentuk pada tahun 1966.
1. Gabungan kata yang sudah dianggap
senyawa (satu kata) ditulis serangkai.
Contohnya : Akhirulkalam, Assamualaikum, hulubalang, matahari,
dsb.
2. Kata ganti ku, mu, kau,
dan nya ditulis serangkai dengan kata yang dimiliki.
Contohnya : kumiliki, dipukul, barangmu, pacarku, pacarnya,
dsb.
3. Kata depan di dan ke ditulis
terpisah dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
Ø Bentuk Benar
|
Ø Bentuk Salah
|
§ Di surabaya
§ Ke singapura
§ Di kebun
§ Ke sini
§ Ke sana
§ Di sini
|
§ Disurabaya
§ Kesingapura
§ Dikebun
§ Kesini
§ Kesana
§ disini
|
4. Partikel pun terpisah dari kata yang
mendahuluinya, kecuali pun yang sudah menjadi kelompok kata.
Contohnya :
Kapan pun Aku tetap
menantinya
Siapa pun orangnya,
boleh meminjam buku ini.
WalaupunseributahunAkutetapmenunggu.
(walaupun adalah kelompok
kata)
Meskipun demikian aku tak akan marah.
(meskipun merupakan kelompok kata)
5. Penulisang si dan sang dipisahkan
dari kata yang mengikutinya.
Contohnya :
Si penjual bakso
bukan
sipenjual bakso
Si pengirim
bukan
sipengirim
Partikel per berarti tiap-tiap dipisahkan dari kata yang
mengikutinya.
Contohnya :
Per orang bukan perorang
Per
lembar bukan perlembar
Per
kilogram bukan perkilogram
KESALAHAN-KESALAHAN
EJAAN
Ø Bentuk Salah
|
Ø Bentuk Benar
|
Ø Penjelasan
|
· penelitian
· kendari
· tingka laku
· pengalian
· peterakan
· sebagai sebagai
· Anslisis data
· Persyatan
· Ternasuk
· Umunya
· Mengerakan
· Menggerakan
· Altematif
· Mengunakan
· Selarn
· Seperti kaki dan lutut namun dengan
· mikrohabibtat
|
· Penelitian
· kendari
· Tingkah laku
· Pengalihan
· Peternakan
· Sebagai
· Analisis data
· Persyaratan
· Termasuk
· Umumnya
· Menggerakkan
· Menggerakkan
· Alternatif
· Menggunakan
· Selama
· Seperti kaki dan
lutut.Namun dengan mikrohabitat
|
· Letak kesalahan
pada penulisan kata di samping ialah tidak menggunakan huruf kapital setelah
adanya tanda titik, padahal yang sebenarnya harus menggunakan huruf kapital
sesudahnya. Serta kesalahan penulis kata dan penempatan tanda titik yakni
kapan seharusnya kita menggunakan tanda titik.
|
BAB IV
PENUTUP
Pada
dasarnya kita telah memahami penggunaan kaidah tata bahasa Indonesia yang baik
dan benar, akan tetapi ketika kita berbicara seringkali kita tidak mengikuti
kaidah/aturan dari tata bahasa Indonesia yang baik dan benar dalam
berkomunikasi sehari-hari. kita sering menggunakan tata bahasa yang salah,
sehingga bermula dari kesalahan-kesalahan tersebut dapat menjadi sebuah
kebiasaan dan hal tersebut menjadi membudaya dan dibenarkan penggunaan dalam
keseharian. Untuk itu sudah menjadi kewajiban kita bersama untuk saling
mengingatkan agar menggunakan kaidah tata bahasa yang baik dan benar.
4.2 Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih
banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun,
sangat kami harapkan baik dari Dosen Mata Kuliah ini maupun dari Mahasiswa.
Selain itu kami harapkan kepada pembaca agar bisa menjadikan makalah ini
sebagai bahan bacaan yang tujuannya ingin memahami Tata Bahasa Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.docstoc.com/docs/82773044/MAKALAH-EJAAN-BAHASA-INDONESIA
https://id.wikipedia.org/wiki/Ejaan_Yang_Disempurnakan
http://wwwiluvislamcom-tamtim.blogspot.com/2009/11/makalah-bahasa-indonesia-diksi-dan.html
http://nuningasnuning.blogspot.com/2012/01/makalah-bahasa-indonesia.html
http://kesmas-fkm.blogspot.com/2012/12/contoh-makalah-ejaan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar